Renungan Saat Teduh
Bayangkan seorang pelaut yang berlayar di lautan yang bergelora. Ombak besar mengguncang perahu kecilnya, dan angin kencang membuatnya merasa cemas. Dia tahu bahwa tanpa bimbingan dan bantuan, dia bisa terjebak dalam badai yang mengerikan.
Bayangkan kamu memiliki dua jenis kaca: satu kaca bening dan satu kaca yang buram. Kaca bening melambangkan kata-kata yang positif dan penuh kebaikan, sedangkan kaca buram melambangkan kata-kata yang negatif dan menyakitkan.
Beberapa bulan ini, banyak berita yang menunjukkan kondisi dan situasi Indonesia yang tidak menyenangkan. Hal ini menimbulkan banyak ajakan untuk pindah negara yang saya temukan dalam media sosial.
Rasa takut seringkali muncul saat kita harus menghadapi situasi tidak menyenangkan sendirian, seperti saat harus pergi ke toilet sendirian di malam hari.
Satu hari ketika menjemput anak saya pulang dari sekolah dan waktu menuju ke tempat parkir kendaraan yang ada di seberang sekolah, saya memegang tangan anak saya untuk menyeberang.
Pernah dalam sebuah persekutuan doa orang tua siswa di sekolah, ada satu jemaat yang memperkenalkan diri karena dia baru pertama kali datang di acara tersebut. Ketika memperkenalkan dirinya, tidak lama kemudian dengan rasa terharu dan meneteskan air mata,
Mesin Enigma adalah sebuah mesin penyandi yang digunakan untuk mengenkripsikan dan mendeskripsikan pesan rahasia. Mesin ini, mulai digunakan oleh Nazi pada 1928, pada awalnya dianggap sebagai mesin kriptografi teraman di dunia,
Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus belajar untuk peduli terhadap kondisi orang-orang yang kesusahan di sekitar kita.
Salah satu ajakan yang acap kali saya dengar dari sesama orang percaya adalah ajakan untuk melayani dan menjadi berkat bagi keluarga. Bagi saya, ajakan tersebut merupakan ajakan yang baik, tetapi saya bertanya di dalam hati, “Bagaimana caranya yah?”
Pada Waktu SMA, saya adalah satu-satunya siswi Kristen di kelas. Setiap tahun ketika pergantian guru agama, mereka pasti akan bertanya siapakah 1 orang Kristen di kelas ini?