article-page-background
belajar-rendah-hati-awal-dari-menjadi-berkat-bagi-keluarga

Belajar Rendah Hati: Awal dari Menjadi Berkat bagi Keluarga

28 September 2024 • Filipi 2:1-5

1. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,

2. karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

3. dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

4. dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

5. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

“Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri.” - Filipi 2:3b TB2

Salah satu ajakan yang acap kali saya dengar dari sesama orang percaya adalah ajakan untuk melayani dan menjadi berkat bagi keluarga. Bagi saya, ajakan tersebut merupakan ajakan yang baik, tetapi tak jarang saya menemukan diri saya bertanya di dalam hati, “Bagaimana caranya yah?” Apalagi dengan kondisi relasi di dalam keluarga yang penuh dengan naik dan turun serta tak jarang dibumbui dengan aneka ragam konflik. Pertanyaan yang datang dari realita ini terus berdiam dalam benak saya, sampai suatu hari saya tak sengaja membaca surat Paulus bagi jemaat Filipi yang isinya cukup ngena di hati.

Saya merenung, salah satu hal yang mungkin membuat kita bingung atau sulit untuk melayani dan menjadi “berkat” bagi keluarga adalah tinggi hati. Kita sulit untuk melihat pentingnya kedua hal di atas karena kita terlalu fokus pada diri sendiri. Kita enggan untuk membuka hati serta perhatian terhadap kondisi dan kepentingan sesama. Prioritas kita berpusat pada apa yang datang dari hati dan pikiran kita semata. Sehingga, nasihat untuk rendah hati dalam Filipi 2:1-5 menjadi nasihat yang begitu nyata dan saya rasa membantu menjawab pertanyaan saya yang mungkin menjadi pertanyaan banyak orang juga. Lebih lagi, sikap rendah hati merupakan respon orang percaya atas Kristus yang telah terlebih dulu merendahkan diriNya sebagai bentuk pelayanan sejati yang memberkati kita.

Dengan belajar rendah hati kita bisa mendengarkan orang tua kita lebih baik lagi. Dengan belajar rendah hati kita bisa mengutamakan kepentingan saudara kita yang mungkin lebih mendesak. Dengan belajar rendah hati kita dapat membawa kesatuan bagi keluarga. Maka, perjuangan pengikut Kristus untuk belajar rendah hati inilah yang saya pikir dapat menjadi cara awal kita melayani keluarga dan menjadi berkat.

Pertanyaan refleksi: Hal apakah yang masih sering menghalangi dirimu untuk belajar rendah hati demi melayani dan menjadi berkat bagi keluarga?

Komitmen: Tuliskan satu langkah kecil konkret yang dapat kamu lakukan sebagai bentuk pelayanan bagi keluarga!

Ditulis oleh: Gerlien C. Tampilang