article-page-background
sin-i-at-the-center

SIN ("I" at the center)

3 September 2024 • Kejadian 2:16-17; 3:6

Kejadian 2 16. Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,

17. tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”

---

Kejadian 3 6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa mungkin sudah sering kita dengar. Kata "dosa" sendiri sudah akrab dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, mari kita lihat kembali kisah klasik kejatuhan ini.

Setelah Allah menciptakan bumi, segala isinya, dan manusia, Dia memberikan hanya satu perintah. Ironisnya, satu-satunya perintah itu dilanggar. Tapi, apakah dosa hanya sekadar melanggar perintah? Pohon yang dilarang untuk dimakan buahnya adalah pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Mengapa demikian? Karena sebenarnya Tuhan sudah menetapkan apa yang baik dan jahat melalui perintah itu—yang baik adalah ketaatan, dan yang jahat adalah ketidaktaatan.

Namun, dalam kisah tersebut, manusia memilih untuk menentukan sendiri apa yang baik dan jahat. Mereka memilih untuk memakan buah dari pohon itu, karena tergoda untuk membuat pengertian sendiri tentang kebaikan dan kejahatan—"lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian." Dosa manusia bukan hanya sekadar melanggar perintah, tetapi juga karena mereka mulai menentukan apa yang baik dan jahat menurut pandangan mereka sendiri, bukan berdasarkan apa yang Tuhan katakan.

Dalam bahasa Inggris, "SIN" sering diartikan sebagai "I at the center," atau dalam bahasa Indonesia, "aku yang menjadi pusat." Inilah yang terjadi pada manusia; kita sering menentukan apa yang baik dan jahat berdasarkan keinginan kita sendiri, menempatkan diri kita sebagai pusat. Padahal, seperti yang kita renungkan kemarin, hidup kita bukan milik kita sendiri, tetapi milik Allah.

Biarlah hanya firman Allah yang menentukan apa yang baik dan jahat dalam hidup kita. Mari mengaku di hadapan Allah kika masih ada hal-hal yang kita tahu salah, dan jika ada yang belum kita ketahui, mintalah Allah untuk membukanya melalui firman-Nya. - NPTR

Refleksi: Apakah ada hal-hal yang masih kamu putuskan berdasarkan ego atau keinginanmu sendiri? Coba akui di hadapan Allah dan minta Dia untuk memperbarui hatimu.

Komitmen: Yakobus 5:16: *Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.*

Mintalah kepada mentor Kristen pribadimu (jika tidak punya, bisa ke pemimpin kelompok sharing atau PKK-mu) untuk mendoakanmu terkait dosa-dosa yang kamu ketahui akui kepada mentormu dan minta dukungan doa.