article-page-background
my-past-doesnt-define-me

My past doesn't define me

9 September 2024 • 1 Tim 1:12-15

12. Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku –

13. aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.

14. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

15. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: ”Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

“.....sekalipun aku tadinya seorang penghujat, penganiaya dan orang yang ganas. Namun, aku telah dikasihani-Nya,.......” (1 Tim 13 TB2)

Hanjo sangat senang ketika ia diizinkan oleh tantenya untuk mencoba motor barunya. Motor itu dibeli dengan gaji yang ditabung oleh tantenya selama dua tahun terakhir sejak ia mulai bekerja. Ketika mencobanya Hanjo sangat excited dan ia segera mengendarainya menuju jalan raya. Meskipun sudah diingatkan oleh tantenya untuk tetap berhati-hati, namun Hanjo tidak terhindar dari pengguna jalanan lain yang menyerempetnya sehingga meninggalkan bekas baret pada sisi kanan motor. Hanjo ketakutan dan merasa sangat bersalah karena telah membuat motor baru tantenya lecet. Melihat itu, tantenya tidak marah dan menghibur hati Hanjo. Namun perasaan bersalah yang besar membuat Hanjo tidak berani untuk mendekat dan berbicara kepada tantenya bahkan tidak berani lagi untuk mengendarai motor milik tantenya.

Layaknya seperti Hanjo, sebagai manusia tentu kita pernah melakukan kesalahan atau pernah mengalami kegagalan. Dosa-dosa kita dimasa lalu membajak kita dan membuat kita merasa hidup kita buruk dan tidak ada artinya. Namun Alkitab berkali-kali memberikan bukti akan kasih Allah yang besar, yang mengampuni kesalahan dan dosa-dosa kita. Seperti Paulus, sebelum ia berjumpa dengan Allah, ia adalah musuh umat Allah. Ia menghujat Allah dan menganiaya orang-orang yang percaya kepada Kristus Yesus (ay 13). Masa lalunya yang demikian membuat ia sempat tidak diterima oleh umat Allah ketika ia mulai bertobat (Kis 9:26). Namun justru rahmat Allah yang besar itu telah membebaskan Paulus dari masa lalunya (ay14). Paulus tidak mengizinkan masa lalunya yang kelam sebagai pembantai umat Allah menentukan masa depannya. Paulus mengingat bahwa ia pendosa namun ia dikasihi, sehingga ia tetap giat dalam melayani Tuhan dan sangat menghargai Kasih Allah yang besar itu (ay 12).

Kegagalan dan dosa-dosa dimasa lalu seringkali membajak kita, membuat kita terus menerus merasa tidak berharga dan tidak layak, yang mana hal ini tentu mempengaruhi bagaimana kita hidup. Seperti Paulus, ia ingat bahwa ia adalah pendosa namun ia juga ingat akan kasih Allah yang besar. Kita mungkin tidak akan lupa dosa kita, namun kita juga jangan lupa kasih Allah yang mengampuni dosa-dosa kita itu. Dosa-dosa di masa lalu menjadi pengingat betapa agungnya kasih Kristus yang menyelamatkan kita dan betapa kita dikasihi. Apa kegagalan atau dosa dimasa lalumu yang masih terus menghantui? Ambil waktu untuk merenungkan bagaimana Allah yang besar hadir disana dan nyatakan ucapan syukur.

"My past does not define me; it reminds me. I am loved."

Ditulis oleh: rjs