“gw sudah memaafkannya sih tapi maaf-maaf nih, kita gak bisa lagi sama seperti sedia kala atau maaf nih gw gak mau lagi berhubungan denganya, gw gak mau terluka lagi”
Sulit rasanya mengampuni orang yang sudah menyakiti hati kita terlebih mereka adalah keluarga, sahabat atau orang terdekat kita. Sakit mendalam yang kita rasakan mendorong kita untuk tidak ingin lagi mengalaminya dan sebisa mungkin menghindarinya. Namun bagi orang yang membutuhkannya, pengampunan atau diampuni adalah konsep yang sangat disukai. Sangat menyenangkan kalau kita diampuni oleh orang yang sudah kita sakiti.
Bacaan Alkitab hari ini berbicara tentang pengampunan, yang mana seorang tuan memberikan pengampunan kepada seorang hamba yang berhutang. Hati si Tuan tergerak oleh belas kasihan sehingga membebaskan dan menghapuskan utang hamba yang memohon kepadanya untuk bersabar (ay 26-27). Belas kasih Tuan telah membebaskan si hamba sehingga hamba tidak perlu lagi membayar hutangnya. Namun di lain pihak, hamba yang telah diampuni ini ternyata tidak mempunyai belas kasih terhadap hamba lain yang berhutang kepadanya. Meskipun hamba lain ini bersujud memohon kepadanya, namun ia tetap tidak menghapuskan hutangnya justru menjebloskannya kepenjara (ay 28-30).
Sikap yang tidak mau mengampuni yang ditunjukkan oleh hamba yang telah diampuni ini membuat tuannya marah (ay 34). Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku mengasihi engkau? (ay 33). Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni orang lain sebagaimana kita telah menerima pengampunan-Nya. Kasih Yesus yang besar telah mengampuni dan membebaskan kita dari hutang dosa dan kita diminta untuk melakukan hal yang sama, yakni mengampuni sesama. Dalam ayat 21-22 Tuhan Yesus menyampaikan bahwa kita harus mengampuni sampai tujuh puluh kali tujuh. Ini mengajarkan kita bahwa pengampunan bukanlah tindakan yang dilakukan sekali saja. Jika seseorang meminta pengampunan berulang kali, maka sudah menjadi kewajiban kita untuk mengampuninya.
Mengampuni sesama, baik itu keluarga, teman dan orang lain yang sudah menyakiti hati kita bukan karena orang tersebut namun karena kasih Kristus yang terlebih dahulu telah mengampuni kita. Mengampuni bukan karena siapa orangnya namun karena kita telah terlebih dahulu diampuni.